Kamis, 24 Mei 2012

makalah metodologi


KELOMPOK  5
Nama  : Arlin Hermawati     (210609046)
              Latifah Dwi Lestari            (210609053)

PENGERTIAN EKSPERIMEN (KUANTITATIF)
A.    Pengertian eksperimen
Menurut Yatim Riyanto, pengertian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan, treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasikan pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Dalam penelitian eksperimen, kontrol yang cermat terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor lain sangat diperlukan, agar mendapatkan faktor-faktor yang benar-benar murni dari faktor-faktor yang dimanipulasi tadi.
Penelitian eksperimen bertujuan :
1.      Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian
2.      Memprediksi kejadian atau peristiwa didalam latar eksperimen
3.      Menarik generalisasi hubungan antar variabel

B.     Karakteristik Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperimen pada umumnya, menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga karakteristik penting yaitu:
1.      Variabel bebas yang dimanipulasi
2.      Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
3.      Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara langsung oleh peneliti.
Ketiga karakteristis tersebut secara singkat diuraikan sebagai berikut:
1.      Memanipulasi
Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi. Yang dimaksud dengan manipulasi adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka guna memperoleh perbadaan efek dalam variabel terikat.
2.      Mengontrol Variabel
Karakteristik yang kedua adalah adanya kontrol yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mumgkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut.
3.      Melakukan Observasi
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk  melihat dan untuk mencatat fenomena yang akan muncul yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.
Dalam proses eksperimen yang biasanya ada dua kelompok variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, maka peneliti dianjurkan lebih melakukan pengamatan pada variabel terikat, yaitu variabel yang biasanya menerima akibat terjadinya perubahan secara sistematis dalam variabel bebas. 
C.   
One-shot Case Studi
Macam-macam design Eksperimen
Pre- Ekperimental
One Group Pretest-Posttest
Intec-Group Comparison
 




                                               
Macam- macam Design Eksperimen
True- Eksperimental
Posttest Only Control Design
Prettest-Control Group Design
Faktorial Eksperimental
Quasi Eksperimental
Time-Series Design
Nonequivalent Control Group Design
 














1.      Pre- Experimental Designs (nondesign)
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
Bentuk pre-experimental design ada beberapa macam yaitu: One-Shot Case Study, One-Group Pretest-PosttestDesign, dan Intact-Group Comparison.
a.      One-Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut:
X   O
 
                                    X = treatment yang diberikan (variabel independen)
O = observasi
Paradigma itu dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi tratment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Tratment adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh:
Pengaruh Ruang Kelas ber AC (X) terhadap daya tahan belajar murid (O).
Terdapat kelompok murid yang menggunakan ruang ber-AC kemudian setelah diukur daya tahan belajarnya. Pengaruh ruang kelas ber-AC terhadap daya tahan belajar diukur dengan membandingkan daya tahan sebelum menggunakan AC dengan daya belajar setelah menggunakan ruang kelas AC (misalnya sebelum menggunakan kelas ber-AC daya tahan belajar setiap hari 4 jam, setelah menggunakan Ac daya tahan belajar menjadi 6 jam. Jadi pengaruh ruang kelas AC terhadap daya tahan belajar murid 6 – 4 = 2 jam.
b.      One-Group Pretest-Posttest Design
Kalau ada desain no. A, tidak ada pretest, maka pada desain ini tterdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelumm diberi perlakuan. Desain iini dapat digambarkan seperti berikut:
O₁ X O₂
                                                O  = nilai pretest (sebelum diberi diklat)
                                                O = nilai posttest (setelah diberi diklat)
                                                Pengaruh diklat terhadap prestasi  kerja pegawai = (O ‒ O)
c.       Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen ( yang diberi perlakuan ) dan setengah untuk kelompok  kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.
X             O
                O
                              O = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
                              O = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan = O ‒ O

Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi (O1) dan dua kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang diajar dengan metode demonstrasi lebih tingggi dari pada murid yang diajar dengan metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek mengelas. (O1 ‒ O2)
Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experiment itu bila diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.
2.      True Experimental Design
Dikatakan true experimental ( eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini. Peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal ( kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang diambil secara random dai populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih  secara random.
Disini dikemukakan dua bentuk design true experimental yaitu: Posttest Only Control Design dan Pretest Group Design.
a.      Posttest-Only Control Design
R             X             O
R                             O
 



Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O : O). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t―test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yangg diberikan berpengaruh secara signifikan.
b.      Pretest- Posttest Control Group design
R             O           X             O
R             O                           O
 




Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secaraa random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok ekperimen dan kelompok konttrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O ‒ O) ‒ (O‒O).
3.      Factorial Design
R             O           X             Y1           O
R             O                           Y1           O
R             O           X             Y2           O
R             O                           Y2           O
Desain faktorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator  yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradima design faktorial dapat digambarkan seperti berikut.

           


Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O = O = O = O. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y dan Y.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat . untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y) dan perempuan (Y).
Treatment / perlakuan( prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (O = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = ( O ‒ O ) ‒ (O ‒ O). Pengaruh perlakuan  ( prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O‒O) ‒ (O‒O).
Bila terdapat perbadaan pengaruh  prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karna treatment yang diberikan ( karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita alebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.


4.      Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design.Quasi-Experimental Design, digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagaian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.
Berikut ini dikemukakan dua bentuk desain quasi eksperiemn yaitu Time-Series dan Noniquivalent Control Group Design.
a.      Time Series Design
O O O O         X             O O O O
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kkelompok tersebut keadaan labil, tidak menentu dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

           
Hasil pretest yang baik adalah O = O = O = O dan hasil perlakuan yang baik adalah O = O = O = O. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O + O + O + O) ‒ (O + O + O + O).
Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukkan berikut, terlihat bahwa, terdapat berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time series.









A












B












C














D


















                           O           O         O        O           O         O          O           O
Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada grafik A. Hasil pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O = O = O = O) setelah diberi perlakuan keadaan meningkat secara konsisten (O = O = O = O).
Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembalilagi keposisi semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya sebagai contoh. Pada waktu penataran, pengetahuan, dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ketempat kerja kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan, sehingga  grafiknya naik terus. Grafik D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.
b.      Nenoquivalent Control Group Design
O           X             O
O₃                           O₄
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

 

Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan sekolah. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O dan O merupakan derajad kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O adalah derajad kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1 tahun. O adalah derajad kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan adalah  (O ‒ O) ‒ (O ‒ O).
D.    Contoh Judul Penelitian Eksperimen
Contoh judul penelitiaan dan instrumen yang dikembangkan
Judul Penelitian:
GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH
Judul tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen. Masing-masing instrumennya adalah:
a.       Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
b.      Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
c.       Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
Supaya penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah untuk dikontrol, dikoreksi dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen.
Selanjutnya untuk menyusun item-item instrumen, maka indikator dari variabel yang akan diteliti dijabarkan menjadi item-item instrumen. Item-item instrumen harus disusun dengan bahasa yang  jelas sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu yang dimaksud dalam item instrumen tersebut. Indikator-indikator  variabel itu sering disebut suatu “construct” dari suatu instrumen, yang dalam membuatnya diperlukan berbagai konsep dan teori serta hasil penelitian yang memadai.
Berikut ini diberikan contoh instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan, dan iklim kerja organisasi dari suatu populasi penelitian (misalnya unit kerja tertentu). Item-item setiap instrumen merupakan muatan atau penjabaran dari indikator variabel yang diteliti.
Instrumen gaya penelitian terdiri atas 22 butir pertanyaan, situasi kepemimpinan 18 butir pertanyaan, dan iklim kerja organisasi 14 butir pertanyaan, berapa jumlah item/butir instrumen yang diperlukan? Jawabannya adalah yang paling sedikit tetapi memadai untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Termometer pengukur suhu badan hanya memuat 8 butir pertanyaan (apakah suhu badannya: 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42  C), tetapi instrumen ini sudah cukup memadai untuk mengukur suhu badan. Suhu badan orang tidak ada yang dibawah 35 C atau diatas 42 C. Termometer suhu badan menjadi tidak memadai bila digunakan untuk mengukur.

KELOMPOK  5
Nama  : Arlin Hermawati     (210609046)
              Latifah Dwi Lestari            (210609053)

PENGERTIAN EKSPERIMEN (KUANTITATIF)
A.    Pengertian eksperimen
Menurut Yatim Riyanto, pengertian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan, treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasikan pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Dalam penelitian eksperimen, kontrol yang cermat terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor lain sangat diperlukan, agar mendapatkan faktor-faktor yang benar-benar murni dari faktor-faktor yang dimanipulasi tadi.
Penelitian eksperimen bertujuan :
1.      Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian
2.      Memprediksi kejadian atau peristiwa didalam latar eksperimen
3.      Menarik generalisasi hubungan antar variabel

B.     Karakteristik Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperimen pada umumnya, menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga karakteristik penting yaitu:
1.      Variabel bebas yang dimanipulasi
2.      Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
3.      Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara langsung oleh peneliti.
Ketiga karakteristis tersebut secara singkat diuraikan sebagai berikut:
1.      Memanipulasi
Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi. Yang dimaksud dengan manipulasi adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka guna memperoleh perbadaan efek dalam variabel terikat.
2.      Mengontrol Variabel
Karakteristik yang kedua adalah adanya kontrol yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mumgkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut.
3.      Melakukan Observasi
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk  melihat dan untuk mencatat fenomena yang akan muncul yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.
Dalam proses eksperimen yang biasanya ada dua kelompok variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, maka peneliti dianjurkan lebih melakukan pengamatan pada variabel terikat, yaitu variabel yang biasanya menerima akibat terjadinya perubahan secara sistematis dalam variabel bebas. 
C.   
One-shot Case Studi
Macam-macam design Eksperimen
Pre- Ekperimental
One Group Pretest-Posttest
Intec-Group Comparison
 




                                               
Macam- macam Design Eksperimen
True- Eksperimental
Posttest Only Control Design
Prettest-Control Group Design
Faktorial Eksperimental
Quasi Eksperimental
Time-Series Design
Nonequivalent Control Group Design
 














1.      Pre- Experimental Designs (nondesign)
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
Bentuk pre-experimental design ada beberapa macam yaitu: One-Shot Case Study, One-Group Pretest-PosttestDesign, dan Intact-Group Comparison.
a.      One-Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut:
X   O
 
                                    X = treatment yang diberikan (variabel independen)
O = observasi
Paradigma itu dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi tratment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Tratment adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh:
Pengaruh Ruang Kelas ber AC (X) terhadap daya tahan belajar murid (O).
Terdapat kelompok murid yang menggunakan ruang ber-AC kemudian setelah diukur daya tahan belajarnya. Pengaruh ruang kelas ber-AC terhadap daya tahan belajar diukur dengan membandingkan daya tahan sebelum menggunakan AC dengan daya belajar setelah menggunakan ruang kelas AC (misalnya sebelum menggunakan kelas ber-AC daya tahan belajar setiap hari 4 jam, setelah menggunakan Ac daya tahan belajar menjadi 6 jam. Jadi pengaruh ruang kelas AC terhadap daya tahan belajar murid 6 – 4 = 2 jam.
b.      One-Group Pretest-Posttest Design
Kalau ada desain no. A, tidak ada pretest, maka pada desain ini tterdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelumm diberi perlakuan. Desain iini dapat digambarkan seperti berikut:
O₁ X O₂
                                                O  = nilai pretest (sebelum diberi diklat)
                                                O = nilai posttest (setelah diberi diklat)
                                                Pengaruh diklat terhadap prestasi  kerja pegawai = (O ‒ O)
c.       Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen ( yang diberi perlakuan ) dan setengah untuk kelompok  kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.
X             O
                O
                              O = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
                              O = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan = O ‒ O

Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi (O1) dan dua kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang diajar dengan metode demonstrasi lebih tingggi dari pada murid yang diajar dengan metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek mengelas. (O1 ‒ O2)
Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experiment itu bila diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.
2.      True Experimental Design
Dikatakan true experimental ( eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini. Peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal ( kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang diambil secara random dai populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih  secara random.
Disini dikemukakan dua bentuk design true experimental yaitu: Posttest Only Control Design dan Pretest Group Design.
a.      Posttest-Only Control Design
R             X             O
R                             O
 



Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O : O). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t―test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yangg diberikan berpengaruh secara signifikan.
b.      Pretest- Posttest Control Group design
R             O           X             O
R             O                           O
 




Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secaraa random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok ekperimen dan kelompok konttrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O ‒ O) ‒ (O‒O).
3.      Factorial Design
R             O           X             Y1           O
R             O                           Y1           O
R             O           X             Y2           O
R             O                           Y2           O
Desain faktorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator  yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradima design faktorial dapat digambarkan seperti berikut.

           


Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O = O = O = O. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y dan Y.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat . untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y) dan perempuan (Y).
Treatment / perlakuan( prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (O = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = ( O ‒ O ) ‒ (O ‒ O). Pengaruh perlakuan  ( prosedur kerja baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O‒O) ‒ (O‒O).
Bila terdapat perbadaan pengaruh  prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karna treatment yang diberikan ( karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita alebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.


4.      Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design.Quasi-Experimental Design, digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagaian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.
Berikut ini dikemukakan dua bentuk desain quasi eksperiemn yaitu Time-Series dan Noniquivalent Control Group Design.
a.      Time Series Design
O O O O         X             O O O O
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kkelompok tersebut keadaan labil, tidak menentu dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

           
Hasil pretest yang baik adalah O = O = O = O dan hasil perlakuan yang baik adalah O = O = O = O. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O + O + O + O) ‒ (O + O + O + O).
Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukkan berikut, terlihat bahwa, terdapat berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time series.









A












B












C














D


















                           O           O         O        O           O         O          O           O
Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada grafik A. Hasil pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O = O = O = O) setelah diberi perlakuan keadaan meningkat secara konsisten (O = O = O = O).
Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembalilagi keposisi semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya sebagai contoh. Pada waktu penataran, pengetahuan, dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali ketempat kerja kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan, sehingga  grafiknya naik terus. Grafik D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.
b.      Nenoquivalent Control Group Design
O           X             O
O₃                           O₄
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

 

Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan sekolah. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O dan O merupakan derajad kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O adalah derajad kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1 tahun. O adalah derajad kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan adalah  (O ‒ O) ‒ (O ‒ O).
D.    Contoh Judul Penelitian Eksperimen
Contoh judul penelitiaan dan instrumen yang dikembangkan
Judul Penelitian:
GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH
Judul tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen. Masing-masing instrumennya adalah:
a.       Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
b.      Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
c.       Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
Supaya penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah untuk dikontrol, dikoreksi dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen.
Selanjutnya untuk menyusun item-item instrumen, maka indikator dari variabel yang akan diteliti dijabarkan menjadi item-item instrumen. Item-item instrumen harus disusun dengan bahasa yang  jelas sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu yang dimaksud dalam item instrumen tersebut. Indikator-indikator  variabel itu sering disebut suatu “construct” dari suatu instrumen, yang dalam membuatnya diperlukan berbagai konsep dan teori serta hasil penelitian yang memadai.
Berikut ini diberikan contoh instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan, dan iklim kerja organisasi dari suatu populasi penelitian (misalnya unit kerja tertentu). Item-item setiap instrumen merupakan muatan atau penjabaran dari indikator variabel yang diteliti.
Instrumen gaya penelitian terdiri atas 22 butir pertanyaan, situasi kepemimpinan 18 butir pertanyaan, dan iklim kerja organisasi 14 butir pertanyaan, berapa jumlah item/butir instrumen yang diperlukan? Jawabannya adalah yang paling sedikit tetapi memadai untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Termometer pengukur suhu badan hanya memuat 8 butir pertanyaan (apakah suhu badannya: 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42  C), tetapi instrumen ini sudah cukup memadai untuk mengukur suhu badan. Suhu badan orang tidak ada yang dibawah 35 C atau diatas 42 C. Termometer suhu badan menjadi tidak memadai bila digunakan untuk mengukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar